Tata Cara Aqiqah Anak yang Benar

Tata Cara Aqiqah

Bagaimana sih tata cara aqiqah anak yang benar? Pertanyaan ini penting untuk dijawab, agar orang tua bisa menunaikan aqiqah anaknya sesuai dengan tata cara yang disyariatkan.

Selain harus ikhlas, amalan aqiqah maupun ibadah lainnya hanya akan diterima ketika pelaksanaannya sudah sesuai dengan tata cara yang disyariatkan.

Oleh karena itu, pada postingan kali ini saya akan membahas bagaimana tata cara aqiqah anak yang benar berdasarkan dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah.

Detail Tata Cara Aqiqah Untuk Anak

1.Pemilihan Waktu Aqiqah

Berbicara tentang waktu untuk melaksanakan aqiqah, tidak ada keraguan kalau waktu paling utama adalah hari ketujuh dari kelahiran anak. Dasar hal ini adalah hadits berikut :

كلُّ غلامٍ مرتَهَنٌ بعقيقتِهِ تذبحُ عنْهُ يومَ السَّابعِ ويُحلَقُ رأسُهُ ويُسمَّى

“Setiap anak yang baru lahir tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (kelahirannya), dicukur, dan diberikan nama.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al-Imam Al-Albany Rahimahullah dalam Shahih Sunan Ibnu Majah No.2580).

Jika tidak memungkinkan untuk dilaksanakan pada hari itu, maka boleh untuk diundurkan dan dilakukan pada hari ke 14, hari ke-21, serta hari-hari lainnya.

Asy-Syaikh Sholeh Al-Fauzan hafizhahullah (Semoga Allah senantiasa menjaga beliau) berkata tentang waktu pelaksanaan aqiqah :

لا مانع من تأخير ذبح العقيقة إلى وقت يكون أنسب وأيسر في حق الوالدين أو أحدهما، وإنما ذبحها في اليوم السابع أو الحادي والعشرين إنما يكون فضيلة إذا أمكن ذلك وتيسر. أما إذا لم يتيسر فلا بأس بتأخيرها إلى وقت آخر حسب الإمكان، مع العلم أن ذبح العقيقة يقوم به والد الطفل فهو من حقوق الولد على والده

“Tidak ada larangan bagi kedua orang tua atau salah satu dari keduanya untuk mengakhirkan menyembelih aqiqah sampai waktu yang paling cocok dan paling mudah. Sesungguhnya menyembelih      pada hari ke-7 atau hari ke-21 hanyalah keutamaan jika hal tersebut memungkinkan dan mudah. Adapun jika tidak mudah, maka tidak mengapa mengakhirkannya  ke waktu lain yang memungkinkan, bersamaan dengan mengetahui bahwa menyembelih aqiqah merupakan tugas ayah. Maka hal itu termasuk hak-hak anak atas ayahnya.” (Kitab Minnatur Rahman Fi Fatawa Al-Hajj Wa Akhthoil Hujjaj Lil Fauzan hal.4-5).

2.Usia & Jumlah Hewan Aqiqah

Tata cara aqiqah yang benar tidak lepas dari usia dan jumlah hewan aqiqah yang disembelih. Berikut detailnya :

Usia Hewan Aqiqah

Jika hewan aqiqah berupa kambing, maka dipersyaratkan minimal usianya sudah genap 1 tahun. Jika berupa domba, maka minimal sudah genap berusia 6 bulan.

Jumlah Hewan Aqiqah

Untuk aqiqah anak laki-laki, jumlah hewan aqiqah yang disyariatkan untuk disembelih adalah 2 ekor, sedangkan untuk anak perempuan hanya 1 ekor. Dasar hal ini adalah hadits berikut :

عنِ الغلامِ شاتانِ مكافِئتانِ وعنِ الجاريةِ شاةٌ

“(Hendaknya dia menyembelih) dua ekor kambing yang setara untuk anak laki-laki dan seekor kambing untuk anak perempuan.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah menilai haditsnya berada dalam tingkatan hasan).

3.Bacaan Saat Menyembelih Hewan Aqiqah

Saat menyembelih aqiqah, diwajibkan bagi Anda untuk membaca doa menyembelih. Dalam hal ini, doa yang disyariatkan untuk dibaca sama dengan doa menyembelih pada umumnya, yaitu ‘Bismillah’ atau ‘Bismillah Allahu Akbar’.

4. Rambut Bayi Dicukur dan Bayi Diberikan Nama

Saat melaksanakan aqiqah, disyariatkan rambut bayi dicukur dan diberikan nama. Dasar hal ini sama dengan dalil paling pertama yang disebutkan dalam artikel ini.

Oh ya, pastikan rambut bayi dicukur secara merata, bukan sebagian saja. Sebab, mencukur rambut sebagian saja disebut dengan Qoza’ yang terlarang di dalam syariat. Perhatikan hadits di bawah ini :

عن ابن عُمر رضي اللَّه عنهُما قَالَ: “نَهَى رسُولُ اللَّه ﷺ عنِ القَزعِ” متفق عَلَيْهِ

“Dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma beliau berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melarang dari Qoza’” (Diriwayatkan oleh Muttafaqun Alaihi).

Qoza’ bermakna memotong sebagian rambut kepala dan meninggalkan sebagian lainnya. Hadits di atas menunjukkan larangan melakukan hal ini.

Itulah tadi tata cara aqiqah untuk anak berdasarkan tinjauan syariat. Semoga bisa memberikan pencerahan bagi kaum muslimin dan menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *