Hukum Aqiqah Setelah Dewasa

Hukum Aqiqah Setelah Dewasa

Bagaimana hukum aqiqah setelah dewasa? Bolehkah seseorang mengaqiqahi dirinya sendiri setelah dia dewasa disebabkan orang tuanya tidak pernah mengaqiqahi dirinya? Pertanyaan ini penting untuk dijawab dan Anda bisa mendapatkan jawabannya pada artikel kali ini.

Perlu diketahui bahwa dasar disyariatkannya aqiqah berdasarkan hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berikut ini :

كلُّ غلامٍ مرتَهَنٌ بعقيقتِهِ تذبحُ عنْهُ يومَ السَّابعِ ويُحلَقُ رأسُهُ ويُسمَّى

“Setiap anak yang baru lahir tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh dari kelahirannya, dicukur gundul rambutnya, dan diberikan nama.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi [1522], An-Nasai [4220],  Abu Daud [2838]. Haditsnya dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Al-‘Irwa’ [4/385].

Dalil di atas menunjukkan bahwa yang paling utama adalah melakukan aqiqah pada hari ketujuh. Namun jika orang tua tidak memiliki kelapangan rezki untuk melakukan aqiqah pada hari itu, maka boleh untuk melakukannya pada hari ke-14, ke-21, dan hari-hari lainnya.

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah berkata :

العقيقة هي الذبيحة التي تذبح عن المولود، عن الذكر ثنتان، وعن الأنثى واحدة، سنة مؤكدة، أمر بها النبي ﷺ والأفضل أن تذبح يوم السابع، هذا هو الأفضل، وروي عن عائشة -رضي الله عنها- ذبحها في أربعة عشر، وإحدى وعشرين، ولكن الأفضل يوم السابع، هذا هو الأفضل، فإن لم يتيسر ذلك، وذبح في الرابع عشر، أو في الحادي والعشرين، كما قالت عائشة فحسن، وإن ذبح في غيرهما؛ فلا بأس ليس لها حد محدود بعد السابع، إذا ذبحها بعد أسبوع، في اليوم السابع، أو بعد أسبوعين، أو بعد شهر، أو شهرين، أو أكثر؛ فلا حرج، ليس لذلك حد، بل السنة أنه يذبحها ولو تأخرت، يذبحها الوالد أبو الطفل، السنة في حق الوالد أن يذبحها، ولو بعد الأسبوع، لكن الأفضل أنه يتحرى يوم السابع، هذا هو الأفضل.

“Aqiqah adalah sembelihan untuk anak yang dilahirkan. Untuk anak laki-laki 2 ekor dan untuk anak perempuan 1 ekor. Ini adalah sunnah muakkadah yang diperintahkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam untuk disembelih pada hari ketujuh dan ini yang lebih utama.

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiallahu Anha tentang disembelihnya aqiqah pada hari ke-14 dan ke-21, akan tetapi yang paling utama adalah hari ketujuh. Ini lebih utama. Jika tidak memungkinkan dan disembelih pada hari ke-14 atau ke-21 sebagaimana yang dikatakan oleh Aisyah Radhiallahu Anha, maka ini baik. Jika dia menyembelihnya selain kedua hari tersebut, maka tidak mengapa. Tidak ada batasan hari tertentu setelah hari ketujuh.

Jika dia menyembelih aqiqah setelah sepekan, hari ketujuh, atau setelah dua pekan, atau setelah sebulan atau setelah dua bulan, atau lebih dari itu, maka tidak mengapa, tidak ada batasan tertentu. Bahkan yang sunnah adalah menyembelihnya walaupun terlambat.

Orang tua anak tersebut yang menyembelih hewan aqiqahnya. Sunnahnya orang tua anak yang baru lahir yang menyembelihnya, meskipun sudah lebih sepekan. Akan tetapi yang utama adalah dia berupaya mengerjakannya pada hari ketujuh, ini lebih utama. (Lihat Fatwa Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah : bit.ly/fatawa-aqiqah-syaikh-binbaz).

Bolehkah Seseorang Mengaqiqahi Dirinya Sendiri Setelah Dewasa?

Setelah membaca fatawa Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah di atas, sebenarnya sudah tergambar bagi Anda tentang hukum aqiqah setelah dewasa, bahwa hal tersebut diperbolehkan.  Namun apakah boleh seseorang mengaqiqahi dirinya sendiri setelah dewasa? Simak ulasannya.

Asy-Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah pernah menjawab sebuah pertanyaan seputar aqiqah yang diajukan kepada beliau. Dalam jawabannya, Asy-Syaikh Rahimahullah memberikan penjelasan yang detail dan rinci, termasuk melakukan aqiqah setelah dewasa. Kemudian di bagian akhir jawaban, beliau mengatakan :

و إن لم يكن ذلك و أراد كل واحد منهم أن يعق نفسه نيابة عن أبيه أو قضاء عن أبيه فلا بأس

“Jika tidak memungkinkan untuk melakukannya dan salah setiap dari mereka ingin mengaqiqahi dirinya sendiri sebagai pengganti ayahnya atau qodha dari ayahnya, maka tidak mengapa.” (Fatwa Asy-Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah : youtube.com/watch?v=b3ac1WAU-_g).

Berdasarkan fatwa di atas, jelaslah bagaimana hukum aqiqah setelah dewasa dan bagaimana hukum melakukannya sendiri.

Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi kaum muslimin, khususnya yang belum pernah diaqiqahi oleh orang tuanya sampai dia dewasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *